Surga dan Kenyataan.

Fragmen  STPH:

Inilah diskusi antara Akungibnu dan cucunya yang sama-sama tukang ngeyel.

Cucu: Menurut  guru spiritual akung: Believe without thinking is the way to the heaven. Menurut akung : Thinking before believing is the way to reality. Mana yang benar?

Akung: Dua-duanya benar! Boleh pilih salah satu agar tidak ragu-ragu. 

Cucu: Kalau begitu yang dapat masuk sorga hanya orang bodoh.

Akung: Itu kalau otak hanya digunakan untuk berfikir. Menurut Teori Paralogika otak bukan hanya untuk berfikir, melainkan untuk  mengolah masukan dari: pancaindera dan peralatan fisika berupa energi fisika, fikiran berupa energi metafisika, batin berupa energi gaib dan kemampuan bawah sadar berupa energi transien.

Cucu: Aku ogah mempelajari Teori Mistik.

Akung: Mistik itu artinya tidak masuk akal. Teori Paralogika menggunakan komputer sebagai model organisme, user sebagai model spirit, cpu sebagai model otak, router sebagai model kemampuan bawah sadar. Cucu sarjana komputer akan tahu bahwa cpu itu fungsinya mengolah masukan untuk di eksekusi dan diujutkan dalam hasil komputasi. Otak bukan  hanya berfungsi untuk berfikir!

Cucu: Wah semakin mistik, semakin tidak masuk akal menyamakan ciptaan Allah dengan ciptaan manusia, itu namanya merendahkan Allah.

Akung: Sebelum dikembangkan peralatan fisika, orang tidak dapat melihat atom, namun telah yakin adanya partikel yang kasat mata ini dan membuat model atom agar dapat dipelajari lebih mudah.  Nah atom itu ciptaan Tuhan, manusia juga ciptaan Tuhan, jadi apa salahnya Teori Paralogika menggunakan komputer sebagai model organisme dan user sebagai model spirit agar lebih mudah dipelajari oleh peradaban saat ini. 

Cucu: Sangat naif, manusia kok disamakan atom.

Akung: Cucu percaya atau  tidak: Tubuh manusia dibangun oleh atom?

Cucu: Kalau itu sih percaya.

Akung: Kok percaya, apakah cucu pernah membuktikan?

Cucu: Lho itu kan ilmiah, sudah dibuktikan oleh para ahlinya.

Akung: cucu percaya adanya surga?

Cucu:  Sangat percaya!

Akung: Siapa yang membuktikan?

Cucu: Para ahlinya.

Akung: Siapa?

Cucu: Para Nabi, utusan Allah.

Akung: Apakah mereka bodoh?

Cucu: Jelas tidak!

Akung: Nah cucu sudah menjawab keraguan cucu, yang dapat masuk sorga bukan hanya orang bodoh.

Cucu: Jadi yang bodoh itu orang yang tak percaya adanya surga. Betul kan?

Akung: Betul sekali! Tetapi untuk mencapai sorga seharusnya tidak menjadikan dunia bagaikan neraka.

Cucu: Aku setuju, tetapi menurut akung  mereka yang terbius  kenikmatan duniawi lupa akan janji Tuhan. Apakah sebaiknya kita menghindari kenikmatan dunia?

Akung: Nah cucu mulai ragu lagi. Ada ungkapan: Kalau ingin ke surga …………………. teruskan sendiri!

Cucu: Patuhi bimbingan Tuhan , jauhi larangan Nya.

Akung:  Menurut guru spiritual akung:  Berfikir dapat menimbulkan keraguan  sebab  dunia ini penuh dengan godaan.

Cucu: Kalau ingin kenikmatan duniawi   dan kebahagiaan surgawi?

Akung:  Gunakan kedua petunjuk/kunci  diatas: Petunjuk guru spiritual akung untuk mencapai surga dan petunjuk akung untuk memperoleh kenyatan hidup di dunia. Jika akan membuka dua pintu harus menggunakan kunci yang berbeda dan digunakan sesuai dengan kebutuhannya.

Tentang Akung Ibnu

Kakek dengan duabelas cucu yang masih senang menulis. Semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat.
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

3 Balasan ke Surga dan Kenyataan.

  1. Akung Ibnu berkata:

    Kata guru spiritual akung: Yang masih dapat difikir, fikirlah! Yang tidak dapat difikir yakinilah tanpa difikir. Menurut akung: gunakanlah akal budi (keseimbangan antara akal dan batin) walau individual tetapi ilmiah. Dengan akal budi seseorang dapat menilai budi pekerti (perbuatan dan yang mendasari perbuatan) orang lain, sesama jenisnya (sesama manusia) bahkan lingkungan (alam).

  2. Akung Ibnu berkata:

    Menurut guru spiritual akung: manusia yang terbelenggu oleh fikiran sulit untuk beriman. Menurut akung: mereka yang terbelenggu iman sulit untuk berfikir yang tidak sesuai dengan imannya.

  3. Akung Ibnu berkata:

    Notasi Psycho Minimalis:
    a. iman (<<) penguatan dogma yang universal dengan batin yang individual. Pemecahan dogma dengan batin (<+>) penguatan fikiran dengan akal menyebabkan atheisme (tak mengakui adanya dan kebesaran Tuhan), merasa paling hebat sehingga tidak ada yang melebihi, dirinya atau kelompokny. Pemisahan fikiran dan akal (>+>) menjadikan agnotisme, meragukan keberadaan dan kebesaran Tuhan.
    d. Maximalisme (==) penguatan pancaindera dengan peralatan fisika menyebabkan keserakahan materi, menguras materi di bumi dan lingkungannya tanpa peduli akibatnya. Maximalisme puas dengan ilmu yang berbasis materi (Science). Pemisahan pancaindera dengan peralatan fisika (=+=) menyebabkan manusia tidak puas dengan peralatan fisika sehingga berusaha mengembangkan kemampuan non fisik, yang tidak terakses oleh pancaindera dan peralatan fisika, diantaranya kemampuan bawah sadar untuk mengakses Sub Alam Transien.. .

Tinggalkan Balasan ke Akung Ibnu Batalkan balasan