Hubungan Sub Alam dalam Teori Minimalis.

Pertanyaan: Menurut Akungibnu seluruh energi di alam semesta berbaur menjadi satu secara acak, namun memiliki kesadaran atau dimensi berbeda sehingga Alam Semesta versi Teori Minimalis   diinformasikan memiliki atau terdiri dari  Lima Sub Alam yang masing-masing  memiliki kesadaran/dimensi  berbeda, namun kesadaran itu berubah sesuai dengan perubahan waktu (t).

Menurut Akungibnu Logika Minimalis berdasar azas manfaat. Apa manfaat Teori Minimalis membagi Alam Semesta menjadi 5 Sub Alam dan apa hubungan antara 5 Sub Alam tersebut. Dapatkah Akung membuktikan keberadaan masing-masing Sub Alam secara ilmiah, bukan berdasar klenik yang tidak logis?

Jawaban: Karena cucu meminta penjelasan secara ilmian dan logis, sebelumnya akung akan mengupas kedua istilah tersebut.

a.Istilah Ilmiah:

Ilmiah versi Teori Minimalis  artinya dapat di-nalar, jadi jangan dicampur dengan Ilmiah versi Science yang artinya dapat di akases dengan pancaindera atau peralatan fisika. Nalar itu kemampuan berfikir dengan  memanfaatkan energi metafisika berdasarkan program linier E= y , bukan kemampuan mengindera yang memanfaatkan energi fisika (energi nyata) berdasar program linier E=0 atau x = y.

Sebagai contoh: istilah paralel secara ilmiah tidak pernah bertemu di satu titik.

Rel kereta api secara ilmiah tidak pernah bertemu disatu titik, namun secara penginderaan dengan mata atau peralatan fisika (teropong, kamera) “seakan bertemu disatu titik”.

Jika  sepasang rel besi  diberi tegangan listrik, maka jika tidak tidak ada penghantar yang menghubungkan kedua rel, pasti tak terjadi aliran listrik, sebaliknya jika dihubungkan akan terjadi aliran arus listrik.  Dua bukti  ilmiah dari paralel  versi Science dengan memanfaatkan energi fisika ternyata berbeda, namun bukti ilmiah versi Teori Minimalis yang menggunakan nalar berdasar penggunaan energi metafisik tak pernah salah.  Mengapa ? Fisika adalah ilmu kebendaan sehingga tergantung dari sudut pandang atau cara pembuktiannya, sedangkan matematika adalah  ilmu penunjang fisika  (yang memanfaatkan energi metafisika ) untuk membuat peralatan fisika. Untuk menegakkan matematika dibutuhkan axioma yang berupa landasan berfikir.

b. Logis secara Science adalah dapat diterima oleh fikiran, sehingga seakan logika hanya ditentukan oleh fikiran yang universil dan alami, semua yang tidak diterima oleh fikiran, misalnya dogma  dianggap tidak logis.  Keyakinan yang tak sesuai dengan kaidah berfikir secara rasional, dianggap irrasionil. Ini akibat pandangan bahwa otak hanya dibutuhkan untuk berfikir, sehingga dicampur adukkan otak dan fikiran.

Berdasar Spiritual Religius : Keseimbangan dinamis fikiran >< dogma   adalah alami dan universal, sedangkan berdasar Spiritual Ilmiah keseimbangan dinamis akal ><  budi,  adalah individual namun ilmiah.

Teori Minimalis memasukkan unsur akal dan batin, sehingga menginformasikan : Logika adalah hubungan antara argumentasi dengan pengambilan putusan. Otak tidak hanya untuk berfikir, melainkan untuk mengolah masukan dari pancaindera (E=0), fikiran (E=y)  dan batin (E=-x)  untuk dieksekusi dan diujutkan dalam perbuatan. Atas dasar Axioma ini maka logika dibedakan menjadi:

a. Logika keyakinan: tak ada kaitan antara argumentasi dengan pengambilan kesimpulan. Tinggal percaya atau tidak percaya. Contohnya: Manusis turunan Nabi Adam dan Hawa adalah logis berdasar logika keyakinan.

b. Logika fikiran: mengkaitkan  secara ketat antara argumentasi dengan pengambilan putusan atas dasar axioma yang menjadi fundasi/landasan  berfikir

Diatas axioma/landasan  disusun ilmu pengetahuan yang sistematis dan berjenjang. Robot berbeda dengan manusia, mayat dan fosil berbeda dengan maklhluk hidup. Fikiran yang menganggap robot = manusia tidak logis berdasar logika fikiran.

c. Logika nyata: dalam mengambil keputusan didasari oleh tujuan berlogika. Sebagai contoh: logika nyata seorang pencuri berbeda dengan logika nyata pemilik barang yang mungkin akan dicuri.  Logika seorang pembela berbeda dengan seorang jaksa.

d.Logika Minimalis: dalam mengambil kesimpulan didasari azas manfaat, logika ini hampir mirip dengan logika nyata, namun motivasinya bukan untuk kepentingan  sefihak/individu melainkan untuk kepentingan bersama.

Seorang hakim seharusnya menggunakan logika minimalis, mengambil kesimpulan/keputusan  berdasar kepentingan dua belah fihak yang bertikai, si pencuri tak akan dihukum jika tak dapat dibuktikan melakukan pencurian, pemilik barang harus menjaga barang masing-masing agar tidak dapat dicuri oleh orang lain.

e. Paralogika: Logika bawah sadar tidak dapat dikendalikan oleh otak, namun dapat mempengaruhi kerja otak.  Para artinya mirip, namun berbeda. Paralogika artinya berbeda dengan logika (a,b,c,d) , namun termasuk dalam logika berdasar kemampuan bawah sadar.

Saat otak beristirahat (misalnya tidur atau kondisi sekarat) manusia masih sanggup bertahan hidup, sebab organ tubuh penting  bekerja secara paralogis ( karena tak dikendalikan oleh otak melainkan oleh sumsum tulang belakang, misalnya: jantung, paru-paru,kelenjar hormon dll. Mimpi termasuk dalam fenomena bawah sadar.

Kesimpulah: TM memang bukan Sains (Materialistic Science)  melainkan Saint (Scientific Spirituality) sehingga memandang isi Alam Semesta bukan materi melainkan berbagai jenis energi. TM juga bukan  keyakinan berdasar dogma, melainkan keyakinan berdasar berfikir.

Lima Sub Alam Semesta dalam Teori Minimalis sangat bermanfaat untuk menjelaskan fenomena Alam Semesta yang sulit dijelaskan lewat MS maupun RS.

Sebagai contog:

1. Pengembangan Alam Semesta versi MS akan bertentangan dengan RS yang meyakini adanya Alam Abadi. Pengembangan Sub Alam Fisika tidak bertentangan dengan MS maupun RS, sebab pengembangan Sub Alam Fisika sekedar mengisi ruang semu yang tersedia di Sub Alam Gaib, Sub Alam Metafisika atau Sub Alam Transien.

2. Matter dan antimatter yang berinteraksi akan “lenyap” (menjadi gelombang) menurut MS, tetapi tak dipertanyakan kemana “lenyapnya” gelombang tersebut. TM sanggup memberikan jawaban:  gelombang tersebut keluar dari Sub Alam Fisika menuju ke Sub Alam Transien.

3. TM dapat menjelaskan  Teori  Blackhole  Hawking yang menyatakan bahwa Blackhole merupakan terowongan untuk keluar dari Alam Semesta menuju ke Alam Paralel, tidak perlu diralat seandainya digunakan  Alam Semesta versi Teori Minimalis., yang menginformasikan adanya Sub Alam Fisika dan Sub Alam Transien. 

Blackhole menyerap setiap materi, termasuk cahaya, untuk kemudian dipancarkan kembali sebagai radiasi Hawking.  Dengan TM dapat diinformasikan bahwa yang dimaksud radiasi Hawking adalah Elementer Clear  Wave (ECW) yang merupakan gelombang  longitudinal partikel elementer  yang merupakan pulsa E=0 dan E#0 yang jika berinteraksi dapat menghasilkan E#0 sehingga menjadikan bertekanan negatif terhadap lingkungan yang mengakibatkan Blackhole sanggup menarik partikel/benda disekitarnya, misalnya dalam galaksi Bimasakti.

4. TM menginformasikan  bahwa Bigbang adalah kelahiran Sub Alam Fisika atas dasar adanya Sub Alam Gaib, Sub Alam Metafisika dan Sub Alam Transien, sehingga dapat menjawab dari mana asal usul titik singular yang merupakan cikal bakal terbentuknya Alam Semesta versi Science yang menurut TM merupakan Sub Alam Fisika.

5. Sub Alam Biologi atau Sub Alam Organisme hanya terdapat di bagian Sub Alam Fisika yang memiliki biosfera dapat memberikan informasi bahwa bumi bagaikan debu di Alam Semesta versi Science atau Sub Alam Fisika versi Teori Minimalis, namun sangatlangka.

6. TM + menginformasikan adanya non energi (diantaranya soul) sehingga Teori Som Wyn dapat menjelaskan apa yang dimaksud microcosmos,  hubungannya dengan macrocosmos yang dalam Sience tidak didifinisikan secara gamblang.

Konsep Macrocosmos dan Microcosmos versi Teori Minimalis dapat menjelaskan adanya berbagai jenis kehidupan di Alam Semesta  yang “menghuni” Lima Sub Alam Semesta.

Kesimpulan: Pembagian 5 Sub Alam Semesta sangat penting agar manusia tidak terbelenggu dalam MS dan dapat memahami SS. Yang menghubungkan Sub Alam Semesta versi Teori Minimalis adalah dimensi waktu.

Teruslah bertanya, akung akan berusaha menjawabnya. Terima kasih atas perhatian cucu pada tulisan akung.

Agaknya cucu belum puas dengan penjelasan tsb dan bertanya: Apa hubungan, bukan apa yang menghubungkan (t).

Silakan baca tulisan akung sebelumnya !.

Ringkasnya:

1. Sub Alam Gaib menyediakan energi gaib x dengan berbagai variable x, lalu membentuk rantai tertutup (x+x^n) agar dapat memasuki Sub Alam Transien.

2. Sub Alam Metafisika menyediakan energi metafisika dengan berbagai variable y, lalu membentuk rantai tertutup (y + y^n) agar dapat memasuki Ssub Alam Transien.

3. Tak ada hubungan langsung antara Sub Alam Gaib dengan Sub Alam Metafisika, namun dengan adanya Sub Alam Transien  ketiga Sub Alam  saling terhubung karena masing-masing dikuasai  dimensi waktu (t). Tanpa adanya dimensi waktu (t) maka Alam Semesta menjadi tak berbeda dengan Alam Abadi, sehingga tak dibutuhkan  adanya Sub Alam. Konsep Sub Alam Teori Minimalis hanya berlaku untuk menginformasikan Alam Semesta yang dikuasai oleh dimensi waktu, bukan Alam Abadi yang tidak dikuasai oleh dimensi waktu.

Tanpa konsep Sub Alam  versi Teori Minimalis sangat sulit untuk menguak rahasia macrocosmos, apalagi microcosmos yang mengisi  Alam Semesta yang teramat luas, apalagi menguak rahasia seluruh ciptaan Tuhan YME.

Saince yang berbasis materi  hanya sanggup menjelaskan Sub Alam Fisika, tidak  akan sanggup menguak rahasia Alam Semesta secara keseluruhan, diantaranya terjadinya massa, pengembangan Alam Semesta, Interaksi Electro magnet, kecepatan EMW= kecepatan photon.

Science yang materialistik: hanya sanggup menjawab pertanyaan How? Bukan Why apalagi What atau Who.

Tentang Akung Ibnu

Kakek dengan duabelas cucu yang masih senang menulis. Semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat.
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar