Bagaimana mengatasi bahaya penggunaan energi gas yang saat ini banyak menelan korban.

Pertanyaan: saat ini banyak terjadi musibah/kecelakaanm akibat penggunaan energi gas sehingga rakyat takut pada penggunaan energi gas. Bagaimana caranya agar rakyat tak takut pada menggunaan berbagai jenis energi yang lebih ramah lingkungan seperti energi gas, energi listrik hingga energi atom?
Jawaban: Rakyat harus diberi pengertian secara jujur mengenai manfaat dan risiko penggunaan berbagai energi, semakin besar energi yang dihasilkan semakin besar risiko yang diakibatkan oleh kesalahan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan dan memanfaatkan energi, kondisi lingkungan dan faktor manusia yang memanfaatkan energi tersebut.
Hingga saat ini banyak yang menentang penggunaan energi nuklir, padahal reaktor  nuklir sanggup menghasilkan energi listrik dalam jumlah besar dan bersih lingkungan.
Penggunaan energi listrik yang seharusnya sangat aman dan efifien juga sering menimbulkan musibah kebakaran.
Hidup ini penuh risiko, tetapi sebenarnya risiko itu dapat dikurangi jika kita tahu risiko yang mungkin kita hadapi.
Penggunaan gas dengan sistem tabung gas tak semahal investasi yang dibutuhkan untuk membuat jaringan pipa distribusi gas dari pabrik gas ke pengguna.. Distribusi gas lewat pipa disamping mahal bahaya kebocorannya tak kurang dari penggunaan tabung gas, lebih-lebih dalam masyarakat yang belum merata keadilan dan kesejahteraannya. Pencurian gas jauh lebih berbahaya dari pencurian air bersih / minum, bahan bakar minyak dan energi listrik. .
Kelemahan penggunaan tabung gas adalah membutuhkan transportasi dan distribusi. Saat ini tabung gas diisi oleh agen sehingga tak mungkin pengguna menggunakan tabung miliknya sendiri, satu tabung gas dimanfaatkan oleh beberapa konsumen secara bergantian. Transportasi membutuhkan biaya tambahan dan memungkinkan terjadinya kerusakan dalam perjalanan dari depo pengisian, distributor, pengecer hingga sampai pengguna.
Penggunaan kompor gas dengan tabung gas, regulator dan slang sebenarnya telah dilengkapi dengan empat  lapis pengaman, yaitu pengaman
a.”pentil” automatis pada “kran  keluaran yang terdapat pada setiap tabung gas yang berfungsi menutup gas saat tidak terpakai. Pentil hanya akan terbuka saat ujungnya ditekan.
b, Regulator yang berfungsi “menekan pentil” hingga lubang kran gas pada tabung gas terbuka. Regulator akan mengatur besarnya aliran gas yang  keluar dari tabung gas menuju slang penghubung dengan kompor gas, sehingga aliran gas dapat terkontrol besarnya.
c. Pada saluran keluar dari regulator terdapat “gotri dan pegas pengaman” sehingga jika aliran gas terlalu besar akan mendesak gotri hingga gotri bergerak  kekaret yang ada disebelahnya hingga menutup saluran keluar regulator menuju slang. Ini mencegah aliran gas yang berlebihan jika terjadi kebocoran pada slang dan sambungan-sambungannya.
d. Pada ujung slang didekat regulator terdapat pengaman sejenis yang ada pada ujung regulator,fungsinya sama  sebagai pengganti jika regulator tak dilengkapi dengan pengaman gotri.
f.Pengaman yang sangat penting ialah jika terjadi kebocoran bau gas akan tercium kesekitarnya sehingga dapat dilakukan pencarian letak kebocoran untuk diperbaiki. Yang harus dihindari  adalah adanya sumber api saat terjadi bau gas akibat kebocoran.

Untuk membuktikan adanya pengamanan berlapis sekaligus menyakinkan pengguna sebaiknya dilakukan demo dan sosialisi sebagai “pembuktian” keamanan penggunaan kompor gas didepan calon pengguna, sekasligus memberi petunjuk bagaimana cara penggunaan kompor gas dengan aman dan mengatasi jika terjadi kebocoran peralatan.

Caranya:
1. Lepas regulator dari tabung, jika tak tercium bau gas berarti  pentil pada tabung gas bekerja normal, jika tercium bau gas berarti  pentil tak bekerja secara normal. . Cobalah tekan pentil kedalam dengan obeng kecil hingga katub pentil terbuka, maka gas akan keluar dengan menimbulkan  bunyi desis dan bau. Lepaskan tekanan, berikan air atau air sabun pada lobang kran. Jika terjadi gelembung berarti pentil tak bekerja dengan baik. Kembalikan tabung gas ke penjualnya, sebab jika disimpan akan cepat habis.
2. Jika pentil pekerja dengan baik, pasang regulator tanpa menghubungkan dengan slang. Akan terdengar desis sejenak kemudian jika pengaman regulator baik aliran gas akan segera berhenti, tetapi jika pengaman pada regulator tak beres atau regulator tak dilengkapi pengaman maka bau gas akan tetap tercium. Hati-hati dengan keadaan disekeliling, tak boleh ada api/sumber api. Jika didepan mulut regulator diberikan air sabun akan terjadi gelembung yang segera pecah. Jika pengaman pada regulator normal tak akan tergadi gelembung dan tak tercium bau gas.
Jika pengaman tak berjalan maka kemungkinan regulator itu rusak atau tak dilengkapi dengan pengaman, sebaiknya gantilah dengan regulator yang memiliki pengaman. yang baik.
3. Regulator yang tak memiliki pengaman dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengecekan kerja dari pengaman yang terdapat dalam slang. Hubungkan slang dengan regulator yang tak memiliki pengaman, atau pengamannya tak berfungsi lalu pasang regulator pada tabung. Ujung yang lain jangan dihubungkan dulu dengan kompor gas, Jika pengaman pada slang bekerja dengan baik, maka tak akan tercium bau gas, jika tercium berarti pengaman pada slang tak berjalan normal.
4. Sering kali kebocoran terjadi pada lobang kran yang berhubungan dengan monmcong regulator, walau pentil kran bekerja baik akan tercium bau gas.. Kebocoran terjadi karena cincin karet yang terdapat pada lobang kran tak dapat menutup sambungan regulator dengan kran. Pada saat pentil ditekan oleh regulator gas akan keluar melewati celah antara kran tabung dengan  moncong regulator karena cincin karet tak berfungsi dengan baik.  Gantilah cincin karet dengan yang baik hingga tak terjadi kebocoran lagi.
5. Slang yang kurang baik dapat menyebabkan rembesan gas sepanjang permukaan slang sehingga menimbulkan bau sepanjang karet salang. Sering kali slang yang terkena percikan minyak goreng atau dikerat oleh tikus dapat menjadi cacat hingga menimbulkan kebocoran. Gunakan slang  yang memenuhi standard sni dan dilindungi dengan labisan  logam tipis untuk menghindari kerusakan akibat percikan minyak goreng atau gigitan tikus.
6. Sambungan slang dengan regulator atau kompor gas harus diklamp agar sambungan itu benar-penar rapat.
7. Kompor sebaiknya selalu dalam kondisi bersih sehingga jika terjadi kebocoran gas pada kompor segera dapat terdeteksi. Kebocoran pada kompor dapat terjadi pada as tombol menyala/pematikan dan pengatur keluaran gas. Untuk ini hanya dapat diatasi oleh tukang yang ahli kompor gas. Bawalah kompor ke reparatur kompor untuk diperbaiki.

Jika semua dalam kondisi baik, belum berarti aman. Ada kebiasaan jika tercium bau gas orang memutar tombol regulator tanpa terlebih dulu mematikan kompor atau tanpa meyakini bahwa nyala api pada kompor gar telah benar-benar padam. Maksudnya agar gas tak keluar lagi dari tabung gas. (karena pentil tabung akan tertutup). Hal yang sangat fatal adalah tak sekedar menutup melainkan melepas regulator. Jika pentil tabung tak bekerja normal, maka gas akan keluar dengan bebas. Kita dapat memprediksikan apa yang bakal terjadi: api yang masih menyala karena sisa gas dalam slang masih menyisakan api (walau sangat kecil) akan menyambar gas yang keluar dari tabung akibat tak berfungsinya pentil Orang yang melepas regulator akan menjadi korban semburan api dari kran gas yang pentilnya tak mau menutup pada saat regulator dilepas.
Jadi: walau semua dalam kondisi baik, namun jika pentil pada kran tabung gas tak bekerja, maka saat rregulator dilepas justru gas dapat keluar dengan bebas tanpa terkontrol oleh regularor dan alat pengamannya. Jika letak tabung berdekatan dengan kompor risiko “sambaran” api kekran tabung jauh lebih besar apalagi jika ruangan ventilasinya kurang baik.

Mengapa banyak pentil  tabung gas rusak, lebih-lebih pada pada tabung gas  bersubsidi? Ini adalah akibat ulah mereka yang mencari keuntungan dengan memindahkan isi tabung  gas bersubsidi ketabung gas tak bersubsidi  dengan peralatan seadanya, hingga menimbulkan kerusakan pada pentil tabung gas, baik yang bersubsidi maupun yang diisi dari yang bersubsidi. Karena satu tabung gas tak bersubsidi memerlukan empat tabung gas bersubsidi maka jumlah pentil yang rusak jauh lebih banyak terjadi pada tabung gas bersubsidi, lebih-lebih karena harganya lebih murah maka kwalitas tabung gas bersubsidi (termasuk sistem pentilnya) lebih rendah dari yang tak bersubsidi.

Analisa saya ini bukan untuk “membela” pertamina atau produsen tabung gas melainkan untuk mengkritisi kebijaksanaan pemerintah dalam memberikan subsidi terhadap rakyat yang kurang mampu, tetapi akibatnya justru membahayakan rakyat yang menggunakan gas sebagai sumber energi,. Analisa ini sekaligus untuk mengetuk hati mereka yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan., keuntungan yang mereka peroleh tak setimpal dengan kerugian akibat ulah mereka.
Supsidi pada tabung gas kecil sangat bermanfaat bagi rakyat kurang mampu, tetapi keselamatan mereka jauh lebih penting untuk diperhatikan. Untuk ini diperlukan pengawasan ketat pada sistem distribusi gas dan peralatannya, agar tak disalah gunakan oleh mereka yang tak bertanggung jawab, misalnya membuat dan memperdagangkan tabung, slang,regulator dan kompor yang tak memenuhi standar keselamatan bagi penggunanya. Memberikan sangsi berat kepada mereka yang memindahkan isi tabung gas bersubsidi ke tabung gas tak bersubsidi, sebab disamping berbahaya bagi konsumen juga merugikan negara dan menyebabkan “penggelembungan” subsidi.
Mereka yang mampu seharusnya tak menggunakan tabung gas bersubsidi, tetapi banyak yang tetap berusaha berhemat dengan memanfaatkan tabung gas bersubsidi,sehingga  menjegal keberhasilan langkah mengurangi subsidi. Jika dilakukan subsidi silang maka harga gas bersubsidi berbeda sangat jauh dengan yang tak bersubsidi sehingga menjadikan mereka yang mengail dalam air keruh berusaha melakukan pengisian tabung gas tak bersubsidi dengan memindahkan isi  tabung gas bersubsidi ketabung gas tak bersubsidi.

7 CommentsChronological   Reverse   Threaded

ibnusomowiyono
ibnusomowiyono wrote on Jul 27, ’10
Ada beberapa saran untuk mengurangi risiko penggunaan energi gas.
1. Jika mungkin letak tabung gas tak terlalu dekat dengan kompor,
2. Jika mungkin tabung gas ditempatkan ditempat yang cukup baik ventilasinya.
3. Jika mencium bau gas jangan menyalakan kompor gas atau alat-alat yang menimbulkan percikan bunga api, misalnya skaklar listri, korek api untuk menyalakan rokok.
4, Jangan melepas regulator melainkan cukup menutup lobang pentilnya pada posisi off (mendatar).
5.Usahakan tak terjadi kebocoron dibagian sebelum regulaor, misalnya pada kran, pentil,cincin karet sebab bagian ini tak terlindungi oleh pengaman lainnya.
5. Sebelum digunakan tabung sebaiknya dimasukkan dalam ember/bak berisi air sehingga jika terjadi kebocoran akan segera ketahuan. Sebaiknya tabung yang bocor dikembalikan ke penjualnya sebelum dibuka segelnya.
6, Kebocoran sesudah alat pengaman (regulator) dapat diatasi dengan memutar tombol regulator mendatar, bukan melepas regulator. Jika masih tercium bau gas berarti pentil tabung tak beres atau regulator tak sesuai dengan pencil sehingga pentil tak menutup sempurna pada posisi tombol mendatar
7. Kebocoran sebelum regulator umumnya disebabkan cincin karet tak berfungsi dengan baik.
8. Jika cincin karet karet bagus tetapi masih timbul bau gas (pada regulator) maka karet membran regulator bocor, regulator harus diganti dengan yang bekerja normal.
9. Pada saat penggantian tabung sering dihadapi kesulitan akibat kran tabung tak sesuai dengan moncong regulator sehingga walaupun cincin karet telah diganti, masih terjadi kebocoran pada sambungan kran dengan regulator. Dalam kasus ini sebaiknya tabung dikembalikan untuk ditukar dengan tabung yang kran nya sesuai dengaan moncong regulator yang kita gunakan.

ibnusomowiyono
ibnusomowiyono wrote on Jul 27, ’10, edited on Jul 27, ’10
Jika memang benar analisa saya bahwa kerusakan pentil tebung gas menjadi “biang keladi:” terjadinya semburan gas dari kran tabung gas, baik yang berisi 3 kg maupun yang berisi 12 kg, maka saya kira perlu krant tabung gas dilengkapi dengan tombol penutup sebelum pentil atau alat pengaman gotri sejenis yang terdapat pada regulator atau slang, sehingga jika pentil rusak kran dapat ditutup dengan tombol penutup atau secara otomat8is menutup sendiri. Tabung yang ternyata pentilnya tak beres dapat tertutup secara otomatis atau ditutup dengan memutar tombol kran sehingga tabung dapar dikembalikan pada sipenjual atau kedepo pertamina untuk diperbaiki pentilnya.
Kran akan bertambah panjangnya, namun sepanjang ujung atas nya tak melebih batas tertentu, maka tak akan mengganggu “penumpukan” tabung. Harga tabung akan bertambah mahal, namun keamanannya lebih terjamin jika terjadi kebocoran pentil kran..
Kepada mereka yang melakukan pemindahan gas dari tabung bersubsidi ke tabung tak bersubsidi harus dikenakanm sangsi berat, sebab disamping “menjegal” keberhasilan pengurangan subsidi juga akan menimbulkan kerusakan pada kran tabung gas.

ibnusomowiyono
ibnusomowiyono wrote on Jul 28, ’10, edited on Jul 28, ’10
Tombol penutup disamping menjadikan harga tabung lebih mahal juga dapat menimbulkan masalah jika justru menimbulkan bocor pada as tombol, oleh karena itu setiap kali harus dilakukan pengecekan dengan mengoleskan air sabun pada as tombol, jika terjadi gelembung berarti terjadi kebocoran.
Gotri pengaman otomatis juga dapat menimbulkan masalah, jika gotri lengket pada posisi tertutup,saat digunakan dengan regulator gas tak mau keluar. Pengaman gotri yang baik adalah jika pentil ditekan sedikit gas keluar tetapi jika ditekan lebih dalam gas akan berhenti mengalir.
Saat ini telah tersedia regulator variable yang dilengkapi dengan tombol pengatur keluarnya gas dan dapat digunakan untuk menutup atau mengatur aliran gas yang melalui regulator jenis ini, tetapi ini tak mengamankan jika terjadi kerusakan pentil.Regulator ini disediakan untuk kompor yang memerlukan aliran gas lebih besar dari regulator standard, namun justru kurang baik digunakan untuk kompor standard sebab aliran gas dapat melebihi kebutuhan kompor standard.
Ada regulator yang dilengkapi dengan alat pengukur tekanan gas. Jika jarum menunjuk skala hijau berarti isi tabung masih mencukupi kebutuhan, jika merah berarti isi tabung hampir habis.
Pada saat isi tabung mendekati habis sering kali terjadi bau gas, ini disebabkan tekanan gas tak cukup untuk “menekan cincin karet hingga sambungan kran tabung dan moncong regulator tak rapat dan tak tanggup menutup pentil. Untuk regulator yang tak dilengkapi penunjuk tekanan, fenomena ini dapat dimanfaatkanm sebagai petunjuk gas hampir habis.
Tabung yang terisi penuh/baru diisi biasanya disegel, segel yang baik dapat digunakan untuk membedakan tabung yang belum dipakai dan yang sudah dipakai. Segel yang baik biasanya juga dapat digunakan untuk mencegah keluarnya gasi akiba kebocoran pentil sehingga pada saat segel dilepas akan terdengar buni desis disertai bau gas. Cobalah meneteskan air atau air sabun dilobang kran, jika terjadi gelembung berarti pentil tak berfungsi dengan baik. Jika segel rusak berarti tak terjamin tabung belum dipakai atau dikurangi isinya. Dengan menimbangg tabung akan kita ketahui apakah isi masih utuh atau telah berkurang. Sebaiknya penjual gas menyediakan timbangan yang “jujur” untuk memperoleh kepercayaan dari pembeli.
Pada saat membeli gas baru sebaiknya dilakukan penimbangan sehingga dapat diyakini isinya sesuai dengan standard isi tabung.
Tabung yang telah kosong sebaiknya juga ditimbang sehingga dapat diketahui berat tabung kosong sesuai dengan standard. Dengan mengurangkan berat tabung berisi gas penuh dengan berat tabung kosong, kita dapat mengetahui isi gas sesuai standard pengisian atau tidak,
Konsumen dapat memilih distributor atau penjual gas yang “jujur” yang menjual tabung terisi gas dengan tanpa mengurangi isinya dan cermat dalam pengisian hingga tak terjadi kebocoran dan menghindari distributor curang yang mengurangi isi tabung atau yang ceroboh dalam pengisian hinggan terjadi kebocoran..

ibnusomowiyono
ibnusomowiyono wrote on Jul 30, ’10
Karena tabung gas bersubsidi banyak dibutuhkan oleh konsumen yang kurang mampu, maka kwalitasnya tak mungkin setara dengan tabung gas tak bersubsidi. Karena ukurannya lebih kecil dan bulat serta ringan, perlakuan terhadap tabung gas jenis ini sering semena-mena, misalkan diperlakukan seperti “barang” mainan (semacam bola), di gulingkan, jika dalam kondisi kosong dilempar hingga sering terjatuh,hingga cacat.
Saya sangat setuju dengan digantinya tabung gas lama dan kelengkapannya, lebih-lebih yang tak memenuhi standard keamanan, dengan tabung gas yang memenuhi persyaratan keselamatan (sni). Namun jika tak ditunjang dengan memberikan pengertian kepada semua fihak yang terkait dengan penggunaan tabung gas “yang mungil” ini, agaknya sulit untuk meyakinkan rakyat yang taraf pengetahuannya rendah untuk berani menggunakan energi gas.

ibnusomowiyono
ibnusomowiyono wrote on Jul 30, ’10
Manfaat tombol penutup kran pada tabung gas seperti yang saya usulkan:
1. Tabung gas besar harus dilengkapi dengan tombol kran sedangkan tabung gas berukuran kecil tak perlu dilengkapi dengan tombol kran, cukup dengan pengaman gotri, sehingga harganya tetap terjangkau oleh mereka yang membutuhkan subsidi.
2. Setelah tabung gas tak bersubsidi terisi menurut ukuran normal, tombol kran ditutup hingga jika pentil ditekan tak ada gas yang dapat keluar dari tabung. Ini akan menjamin tak terjadi kebocoran akibat kerusakan pentil, hingga isi tabung gas harus sesuai dengan standard.
3. Tombol pemutar disegel dan diberi bandrol (seperti rokok) hingga jika terjadi kerusakan segel dan bandrol maka depo pengisian tak dapat dipersalahkan jika terjadi pengurangan isi atau pengisian tabung tak bersubsidi dari tabung bersubsidi, ini memperingan tanggung jawab depo pengisian gas dan mengurangi kejahatan pengisian tabung tak bersubsidi dari tabung gas bersubsidi.
4. Jika ingin aman maka mereka yang mampu akan memilih tabung gas tak bersubsidi yang segel dan bandrolnya masih utuh. Bandrol harus disimpan baik-baik, jika terjadi kerusakan pentil kran, tabung dapat dikembalikan ke depo pengisian. Mereka yang menggunakan tabung tak bersubsidi tanpa dilengkapi bandrol tak dapat menukar tabung gas karena risiko dan tanggung jawab ada pada si pengguna gas tanpa subsi yang tak dilengkapi segel/bandrol.

Mereka yang mampu membeli gas tak bersubsidi yang tetap menjadi benalu dengan menggunakan gas bersubsidi jika terjadi musibah tidak akan mendapatkan ganti rugi,santunan, melainkan malah dikenakan denda atau diproses di pengadilan sebagai pelanggaran hukum pemanfaatan energi gas.

ibnusomowiyono
ibnusomowiyono wrote on Aug 1, ’10
Saya salut pada sikap mantan wapres (J.K) yang secara moral merasa ikut bertanggung jawab atas konversi minyak tanah ke LPG. Jangan menjadikan rakyat ketakutan menggunakan energi gas yang saat ini lebih melimpah hingga harganya relatif lebih murah dan bersih lingkungan.
Semua fihak (termasuk massmedia) seharusnya berusaha memberikan informasi yang benar dan berimbang, jujur dan dapat dipertanggung jawabkan, bukan malah mengeruhkan suasana. Musibah yang terkait dengan penggunaan energi gas harus didata sejara jujur dan teliti, diberitahukan kepada publik masalah yang sebenarnya sehingga langkah yang diambil dapat mengenai sasarannya.
Saya memberanikan menulis di situs ini didasari rasa prehatin akibat kekhawatiran yang berlebihan atas penggunaan energi gas sehingga menjegal langkah pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar gas.

sudarjanto
sudarjanto wrote on Oct 18, ’10
Sekarang banyak juga terjadi keteledoran pemakai kompor gas,mungkin karena kurangnya sosialisasi.Terkadang pengguna kompor gas lupa menutup klep pada kompor sehingga gas keluar memenuhi ruangan dapur yang tertutup.Disaat tanpa sadar menyalakan kompor maka gas tersebut akan meledak terbakar keseluruh ruangan,ini kebetulan terjadi di tetangga saya yang meninggal gara gara kompor gas.

Tentang Akung Ibnu

Kakek dengan duabelas cucu yang masih senang menulis. Semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat.
Pos ini dipublikasikan di Teori Minimalis. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar